Jasad Fir'aun Ramses II Yang Masih Utuh, Bukti Kebenaran Al-Qur'an.

Wednesday, 7 August 201313comments

Add Fir'aun Ramses II
Fir'aun Ramses II
Fir’aun atau Pharaoh, adalah julukan bagi raja-raja Mesir kuno. Yang memerintah sesuai garis keturunan yang mereka miliki. Dari sekian banyaknya fir’aun Mesir yang telah berkuasa, paling menonjol adalah fir’aun Ramses II, yang berkuasa pada abad ke 14 SM. Pada masa pemerintahan fir’aun Ramses II inilah, kejayaan keluarga dinasti fir’aun dicapai. Ramses II, adalah fir’aun yang paling lama memerintah dalam sejarah Mesir kuno, yaitu +/- 60an tahun. Ia juga dikenal sebagai fir’aun penindas dan sangat kejam terhadap kaum minoritas bani Israil, serta ingin diakui sebagai tuhan, kerena dengan kuasanya dia berhak untuk menentukan seseorang hidup atau mati . Pada masa itu Fir'aun pernah bermimpi ada lelaki yang membuatnya jatuh dari kekuasaan di Mesir, maka keesokan harinya pun ia mememerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki tanpa terkecuali, namun mukjizat telah berhasil meloloskan bayi Musa dari kekejaman Fir'aun. Bayi Musa terpaksa dihanyutkan melalui sungai untuk menghindari pembunuhan massal. Hingga akhirnya Musa beranjak dewasa dan diutus menjadi seorang Nabi. Ia pun menyeru kepada penduduk Mesir untuk menyembah hanya satu tuhan, ialah Allah SWT. Hingga akhirnya ia pun hendak dibunuh oleh Fir'aun

Setelah Musa A.S. dan pengikutnya mengetahui, bahwa bala tentara fir’aun sedang mengejar untuk membinasakan mereka, maka kucar-kacirlah mereka para kaum bani Israil, mereka meminta Musa a.s. untuk mencarikan jalan keluar untuk bisa selamat dari pengejaran fir’aun tersebut. Disaat itulah Muasa a.s. menerima wahyu dari Allah SWT, untuk memukulkan tongkatnya ke air laut merah. Seketika, laut pun terbelah dua, seakan memberikan jalan untuk mereka. Tanpa pikir panjang, Musa a.s. dan pengikutnya langsung menyeberangi laut tersebut, hingga sampai dengan selamat ke tepi pantai bagian timur daratan Hijaz. Seketika, bani Israil melihat dengan cemas, bahwa bala tentara fir’aun juga sedang melakukan penyeberangan melewati jalan mereka tadi. Namun, berselang beberapa saat kemudian, air laut pun kembali menyatu, serta membinasakan semua bala tentara fir’aun, termasuk fir’aun itu sendiri. Hingga akhirnya jenazah Fir'aun baru diketemukan setelah beberapa abad kemudian, namun mengejutkan bahwa jenazah fir'aun masih tetap utuh setelah tenggelam di lautan, sementara ratusan bahkan ribuan pasukan yang turut serta tenggelam, tidak diketemukan jenazahnya. Pada 1898, purbakalawan Loret, menemukan jenazah tokoh tersebut Fir'aun dalam bentuk mumi di Wadi Al-Muluk (Lembah Para Raja) berada di daerah Thaba, Luxor, di seberang Sungai Nil, Mesir. Kemudian 8 Juli 1907, Elliot Smith membuka pembalut-pembalut mumi itu dan ternyata badan Fir’aun tersebut masih dalam keadaan utuh. 


090. Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir`aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir`aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. 091. Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. 092. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. Yunus [10] : 90-92)

tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Perancis menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille. Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology.

Setelah melakukan peneltian terhadap mumi tsb, ternyata hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang professor: “Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?”

Prof. Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.

Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ”Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.

Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Al Qur'an yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkan mayatnya. Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran–kitab suci umat Islam–telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu. Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu. Ia berkata pada dirinya sendiri. ”Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?”

Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ”Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka” (mereka mati semua termasuk Firaun) [Kitab Keluaran 14:28]. Kemudian dia membandingkan dengan Injil-Perjanjian Baru. Ternyata, kitab tsb juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang menggembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.

Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut. Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ”Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ”Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini.


Sumber
Donasi Pada Blog Ini Cukup Mengklik Iklan Yang Ada, Klik Anda Sangat Berguna Untuk Kelangsungan Blog Ini. Terima Kasih

+ comments + 13 comments

Anonymous
10 August 2013 at 16:10

Yakin Nabi Musa lahir 14 SM????

10 August 2013 at 16:28

@Anonymouskalo ada referensi lain yang akurat atau menurut agan benar monggo aja dishare..

Anonymous
26 September 2013 at 19:38

Kun fa ya kun, bila Allah SWT, berkehendak...maka terjadilah

23 December 2013 at 08:12

wallahu aam

Anonymous
24 May 2014 at 18:15

Artikel sangat tendensius, tidak logisnya lautan merah sangat luas kalaupun tenggelam sukar ditemukankarena ada di dasar terkena tekanan air. Selain itu metode memumikan dengan garam adalah paling logis teknologi itu juga di kembangkan oleh kebudayaan disekitar laut merah yang kadar garamnya tinggi. Saya mengerti upaya mengkaitkan kejadian besar yang melibatkan firaun dengan Quran, analogi itu juga yang dikembangkan orang jawa ketika menciptakan primbon dan menguji kebenaran primbon, tapi apakah quran sejenis primbon sepertinya artikel gatuk matuki anda menjadi artikel yang menyesatkan umat islam, salam

17 July 2014 at 03:57

@Anonymous Kalau Primbon Jawa tidak pernah ada pengkajian dari orang ahli mas.. hehe

12 January 2015 at 16:03

Subhanallah... mataku berkaca-kaca membaca kalimat terakhir dari artikel ini. Dan memang sesungguhnya Alquran adalah petunjuk yang benar bagi orang yang bertaqwa.

17 April 2015 at 08:41

mencoba membaca mundur kebelakang (supaya menjauhkan diri kari kata" "membaca jgn sepotong-sepotong")
[10:89] AlIah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui".
[10:90] Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
[10:91] Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
[10:92] Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu704 supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.

tertarik pada kata kelima dan terakhir, "Kami"..., ternyata jamak (lebih dari satu) juga..., monggo dijelasken...

lgpl garem memang dipakai untuk mengawetkan ikan layur (ikan asin)

24 May 2015 at 07:46

Subhanallah, Maha Suci ALLAH
Tiada yang lebih berkuasa selain ALLAH

23 September 2015 at 05:33

Anonymous: shrsnya anda cari kbenaran apkh prof bruccile bner msuk Islam tdk karena kejadian ini, jk benar mngapa anda bilang tendensius? Bukankah ini fakta???

2 November 2015 at 06:34

sangat bermnfaat

22 June 2016 at 16:18

@jamal Dalam bahasa Arab ada semacam penghalusan bahasa. Seperti Antum kan sebenarnya jamak, sedangkan tunggalnya adalah anta, tapi saat percakapan kita gunakan antum (jamak) meskipun kamu-nya adalah satu orang. Lebih sopan. Sama dengan Kami itu adalah saya yang lebih sopan di dalam tradisi bahasa Arab. Kata ganti Tuhan pun adalah dia laki-laki atau kalau dlm bhs Inggris (he) dan itu sah2 saja. Tapi kalau itu saya kurang paham. Ini setahu saya :)

30 August 2016 at 09:53

Ramses, skrg banyak orang yg gunakan nama Ramses. Ga sadar apa memang tidak belajar dari sejarah???

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BANYAK HAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger