Belajar Mengenal Bahasa Betawi

Friday 22 March 20130 comments

Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu dialek Betawi tengah dan dialek Betawi pinggir. Dialek Betawi tengah umumnya berbunyi "é" sedangkan dialek Betawi pinggir adalah "a". Dialek Betawi pusat atau tengah seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati, karena berasal dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni daerah perkampungan Betawi di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen, Kramat, hingga batas paling selatan di Meester (Jatinegara). Dialek Betawi pinggiran mulai dari Jatinegara ke Selatan, Condet, Jagakarsa, Depok, Rawa Belong, Ciputat hingga ke pinggir selatan hingga Jawa Barat. Contoh penutur dialek Betawi tengah adalah Benyamin S., Ida Royani dan Aminah Cendrakasih, karena mereka memang berasal dari daerah Kemayoran dan Kramat Sentiong. Sedangkan contoh penutur dialek Betawi pinggiran adalah Mandra dan Pak Tile. Contoh paling jelas adalah saat mereka mengucapkan kenape/kenapa'' (mengapa). Dialek Betawi tengah jelas menyebutkan "é", sedangkan Betawi pinggir bernada "a" keras mati seperti "ain" mati dalam cara baca mengaji Al Quran.

Beberapa perbedaan bahasa betawi dengan bahasa Indonesia
BAHASA INDONESIA
BAHASA BETAWI
Aduhai
Denok
Angkat
Dopong
Bandel
Bader
Bandel
Blagajul
Bantet
Bagol
Bengkak
Modroh
Buah melinjo
Ninjo
Campur
Sadur
Cantik
Mayang
Cape
Goroh
Cuman
Tibang
Dangkal
Cetek
Ganjen
Demplon
Golok
Bendo
Harus
Kudu
Jalan-jalan
Ngelancong
Kan
Pan
Kayanya
Romanye
Kedepanya/akan datang
Junjrungan
Kelelawar
Codot
Keong
Kiong
Kepiting
Kuyu
Ketawan
Kegep
Kura-kura
Kuya
Lama
Tungkulan
Larut
Nenep
Lembek
Geyeh
Lempar
Takol
Lindung
Belut
Luka
Gesang
Luka kulit
Ledes
Makan,Ngemil
Ngayem,Gares
Manis
Botoh
Mesjid
Langgar
Nandak
Joged
Naro
Nanggok
Nyangkut
Nyangsang
Pacar
Taisen
Pasanagan
Timpalan
Peci
Songkok
Pegel-pengel/ngilu
Meluang
Pergi
Minggat
Pincang
Sengkle,Pengkor
Saya
Aye
Selokan,Kubangan
Tegalan
Siang hari
Tengahari
Silat
Maen Pukul/Maenan
Sirsak
Nangkelande
Somplak
Bompal
Tenggorokan/Leher
Laklakan
Terlalu matang sehingga rusak
Lodoh
Tidak bisa diem
Pecicilan
Tidak utuh
Somplak
Timpah
Bagel
Ular
Ula
Wara-wiri
Mondar-mandir
Yang
Nyang























Donasi Pada Blog Ini Cukup Mengklik Iklan Yang Ada, Klik Anda Sangat Berguna Untuk Kelangsungan Blog Ini. Terima Kasih

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BANYAK HAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger